Proses Ereksi dan Masalah Seksual Pria

Proses Ereksi

Setelah laki-laki memasuki masa pubertas, hormon testosteron akan semakin memengaruhi organ seksual. Penis bisa mengalami ereksi ketika laki-laki merasakan gairah atau rangsangan seksual.

Simak penjelasan lebih lanjut mengenai proses terjadinya ereksi dan masalah yang berkaitan dengan mengerasnya penis.

Apa itu ereksi?

Ereksi adalah keadaan penis yang membesar, mengeras, dan menegang. Kondisi ini terjadi akibat timbulnya perubahan otot, saraf, dan pembuluh darah dalam struktur anatomi penis. Ereksi biasanya terjadi saat pria menerima rangsangan seksual baik melalui sentuhan, penglihatan, suara, maupun fantasi seksual.

Pada beberapa kondisi, penis dapat juga mengalami ereksi secara tiba-tiba atau ereksi spontan. Kondisi ini bisa terjadi tanpa adanya rangsangan atau gairah seksual. Penis perlu mengeras terlebih dahulu sebelum ejakulasi, yakni pelepasan air mani bersama sperma dari penis. Jadi, ereksi bermanfaat membantu pelepasan sperma ke vagina untuk nantinya membuahi sel telur.

Ejakulasi biasanya juga disertai dengan kenikmatan seksual yang dikenal sebagai orgasme.

Mengenal proses terjadinya ereksi

banana penis size erotic
Proses Ereksi

Walaupun terlihat sederhana, proses penis ereksi melibatkan kerja hormon, jaringan otot, sistem saraf, dan pembuluh darah.

Berikut adalah tahapan proses perubahan bentuk penis menjadi lebih besar, keras, dan tegang.

1. Otak mengirim sinyal rangsangan ke penis

Bagian otak yang disebut paraventricular nucleus akan mengirim sinyal saat pria mendapatkan rangsangan seksual.

Sinyal yang dikirim otak kemudian akan dibawa ke saraf otonom yang berada di sumsum tulang belakang menuju ke saraf panggul dan cavernous nerves.

Selanjutnya sinyal dikirim melalui kelenjar prostat untuk mencapai corpora cavernosadan pembuluh arteri di penis.

2. Darah mengalir deras ke penis

Setelah mendapat sinyal, otot yang berada di corpora cavernosa menjadi rileks. Saat inilah aliran darah dapat mengisi ruang-ruang di dalam corpora cavernosa.

Peningkatan aliran darah ini mempengaruhi pelebaran ruang dalam corpora cavernosa.

Aliran darah juga akan mengisi jaringan di sekitar corpora cavernosa, termasuk membran tunica albugiena yang menutupi pembuluh darah ini.

3. Otot-otot penis dan panggul berkontraksi

Tunica albuginea yang menegang akan menutup aliran darah keluar corpora cavernosadan darah terperangkap di dalam penis.

Semakin lama tekanan akan semakin meningkat sehingga terjadilah penegangan pada penis.

Otot-otot di dasar panggul juga akan berkontraksi di sekitar corpora cavernosaketika ereksi berlangsung. Tekanan darah pun meningkat dua kali dari biasanya.

Ciri-ciri penis mengalami ereksi normal

banana kissed penis
Photo by Deon Black / Unsplash

Untuk mengetahui apakah kondisi ereksi penis normal atau tidak, berikut beberapa karakteristik yang bisa Anda perhatikan.

1. Penis membesar dan mengeras

Ereksi penis disebabkan oleh adanya tekanan aliran darah yang terperangkap dalam corpora cavernosa, sehingga timbul efek penis yang membesar dan mengeras.

Beberapa orang mungkin akan merasa penis “lembek” atau penis kurang keras meski sudah ereksi.

2. Penis tidak bisa ditekuk

Ereksi juga menyebabkan penis menegang, berdiri tegak ke atas atau ke depan, dan seluruh permukaannya keras layaknya tongkat yang tidak bisa ditekuk.

Penis yang sehat dan mengalami ereksi penuh tidak bisa dibengkokkan atau ditekuk.

Kondisi penis yang “lembek” dan bisa ditekuk tentu akan mempersulit penetrasi dan mengurangi kepuasan saat Anda berhubungan seksual.

3. Ereksi di malam dan pagi hari

Pria dengan kondisi tubuh yang sehat dapat mengalami 3 – 5 kali ereksi saat tidur dan penis akan mengeras sekitar 25 – 35 menit.

Tidak jarang ereksi saat tidur pada malam hari diikuti dengan ejakulasi. Peristiwa ini disebut sebagai mimpi basah.

Anda juga bisa mengalami penis ereksi setiap bangun tidur secara konsisten. Hal ini juga tergolong kondisi yang normal dan tidak perlu Anda khawatirkan.

4. Ukuran dan daya tahan ereksi

Tipe ereksi penis terbagi menjadi dua, yakni penis grower yang akan tampak kecil pada kondisi normal dan penis shower yang tampak besar pada kondisi normal.

Menurut penelitian The Journal of Sexual Medicine, rata-rata penis pria mampu mengalami kondisi ini sekitar 5,4 menit (5 menit 24 detik) sebelum ejakulasi saat berhubungan seks.

Namun, sebenarnya tidak ada acuan pasti mengenai ukuran dan daya tahan ereksi pria yang normal.

Tipe ereksi berdasarkan sumber rangsangan

  • Psikogenik yaitu rangsangan berasal dari audiovisual atau fantasi.
  • Refleksogenik adalah rangsangan berasal dari sentuhan fisik.
  • Nokturnal merupakan proses yang terjadi saat tidur.

Apa penyebab penis tak bisa ereksi?

Salah satu gangguan ereksi yang paling banyak dikeluhkan adalah disfungsi ereksi atau impotensi.

Impotensi adalah kondisi di mana pria tidak mampu untuk mengalami atau mempertahankan ereksi.

Penyebab impotensi dapat berasal dari masalah fisik, psikologis, atau malah keduanya.

Walaupun umumnya impotensi terjadi saat pria memasuki usia tua, Anda yang berumur di bawah 40 tahun atau lebih muda juga berisiko.

Ketidakmampuan ereksi juga bisa terjadi meskipun tidak berkaitan dengan impotensi.

Ada kalanya Anda telah terangsang secara seksual, tapi penis tak juga menegang.

Ada beberapa faktor yang dapat mengganggu kemampuan ereksi, di antaranya sebagai berikut.

  • Kecemasan: cemas dan stres dapat mengganggu kerja hormon testoteron dan saraf tidak dalam menghantarkan sinyal yang membuat penis menegang.
  • Malu atau kurang percaya diri: merasa malu dengan ukuran penis atau bahkan performa seksual bisa membuat penis tidak merespons rangsangan sekual dengan baik.
  • Permasalahan dalam hubungan: konflik dalam hubungan bisa mengurangi keintiman dalam bercinta, sehingga tidak tercipta rangsangan seksual yang kuat untuk menghasilkan ereksi penis.

Tips untuk melancarkan ereksi

Apabila hendak mencegah masalah disfungsi ereksi, ada beberapa langkah mudah yang dapat Anda lakukan seperti berikut ini.

1. Menjaga asupan makanan

Kondisi tubuh yang sehat secara umum dipengaruhi oleh asupan makanan yang Anda konsumsi.

Zat gizi dari makanan sehat dan seimbang dapat menjaga kondisi tubuh dan mental, serta menurunkan risiko terjadi masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan diabetes.

2. Menjaga berat badan ideal

Obesitas atau kegemukan umumnya berkaitan dengan masalah kesehatan yang meningkatkan risiko impotensi.

Untuk mengurangi berat badan, Anda perlu menjalani diet aman dan sesuai dengan kondisi tubuh.

Pastikan terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menjalani diet.

3. Berolahraga

Selain menjaga asupan makanan, melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga dapat meningkatkan kondisi tubuh Anda.

Tidak perlu langsung melakukan olahraga berat, cukup sesuaikan dengan kondisi tubuh. Mulailah dengan berjalan kaki atau jogging selama 30 menit setiap harinya.

4. Batasi minum alkohol

Minum alkohol berlebihan nyatanya langsung memberi dampak pada performa pria di atas ranjang.

Dalam jangka panjang, bukan tidak mungkin konsumsi alkohol akan berdampak pada susah untuk ereksi atau impotensi.

5. Berhenti merokok

Jika Anda merupakan perokok berat, sebaiknya segera berhenti merokok. Hal yang sama juga berlaku pada perokok pasif.

Kandungan yang terdapat pada rokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).

Selanjutnya, ini akan berdampak pada timbulnya disfungsi ereksi pada pria.

6. Tidur dan istirahat yang cukup

Selain memastikan tubuh mendapatkan cukup aktivitas fisik, tidur dan beristirahat cukup juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Gangguan tidur juga menjadi faktor gaya hidup yang buruk dan dapat meningkatkan risiko impotensi.

7. Memperhatikan kadar kolesterol dan tekanan darah

Umumnya pria mengabaikan kondisi kesehatan yang dialami, termasuk jarang memperhatikan kadar kolesterol tubuh dan tekanan darah yang dimilikinya.

Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi (hipertensi) menjadi faktor fisik timbulnya masalah disfungsi ereksi.

8. Memperhatikan konsumsi obat

Penggunaan obat-obatan tertentu yang diresepkan dokter juga berpotensi menyebabkan disfungsi seksual, seperti obat diuretik dan antihipertensi.

Jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk menentukan anjuran minum atau pengobatan alternatif yang dapat diberikan.

9. Memperhatikan kesehatan mental

Masalah kesehatan mental, seperti stres, depresi, dan gangguan kecemasan dapat berpengaruh pada kondisi fisik, salah satunya impotensi.

Untuk memperbaiki kondisi hati dan menghilangkan stres, Anda bisa melakukan yoga atau meditasi untuk menyegarkan pikiran.

10. Konsultasi dengan psikolog

Apabila berbagai cara menghilangkan stres tidak memberikan efek, Anda bisa melakukan konseling dengan psikolog atau psikiater.

Dokter dan psikolog akan memberikan perawatan, seperti pemberian obat antidepresan atau terapi kognitif dan perilaku (Cognitive Behavioral Therapy).

Mencegah gejala disfungsi seksual dan masalah kesehatan seks lainnya, tentu akan bermanfaat bagi Anda dan pasangan.

Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, segera konsultasikan dengan dokter untuk solusi masalah Anda.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *